Skip to main content

Sidang Tesis; Al-Azhar Kembali Cetak Sarjana Wanita


            Setelah beberapa jangka waktu yang lama, kembali Fakultas Ushuluddin Al-Azhar  mencetak sosok wanita  penerus dakwah di bumi pertiwi adalah salah satu mahasiswi yang berasal dari Jombang Jawa Timur
MARAMITA ELFANI, Lc., MA.
Yang telah menghadapi sidang tesis megisternya, yang berjudul:

ترجيحات الإمام جمال الدين محمد بن أحمد بن عقيلة المكي (ت ١١٥٠ ه) في علوم القرآن من خلال كتابه (الزيادة والإحسان في علوم القرآن) جمعا ودراسة.

           Telah selesai diselenggarakan pada Hari  Rabu, 28 Februari 2018 tepat dari  pukul 14.30 CLT sampai dengan 17.00 CLT Di salah satu  Auditorium   kuliah banat al Azhar Cairo - Mabna Handasah.

Dengan majelis sidang yang terdiri dari:
1. Dr. Ahmad Zaghlul Sodiq (Pembimbing Pertama).
2. Dr. Hana Muhammad Abu Tholib (Pembimbing Kedua)
3. Dr. Khoiri Muhamamad Ibrahim al Faqy (Penguji eksternal)
4. Dr. Muhammad Muhammad Ahmad Syanawany (Penguji eksternal )

             Sidang berjalan dengan meriah, dengan dihadiri Oleh segenap keluarga NU dan Fatayat Mesir, beberapa anggota senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, senior senior Masisir dan banyak  juga turut hadir mahasiswa dan mahasiswi luar negeri lainnya, di antaranya adalah mahasiswi Mesir yang sangat antusias dalam mengikuti jalannya Sidang ini, semuanya berkisar kurang lebih 100 saksi atas meriahnya sidang ini.


            Sidang ini berjalan kurang lebih 4 jam, "Setelah saya lihat risalah kamu ini, saya rasa risalah ini sangat bagus tersusun secara rapi dan sesuai dengan judul-judulnya, bahkan saya berharap untuk dilanjutkan ke jenjang duktural." ucap salah satu pembimbing, Seketika itu juga para penonton memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya.

            Di dalam sidang ini, penguji sering sekali menanyakan dari mana kamu mendapatkan tulisan ini, dari mana sumbernya? Namun dengan semangat yang kuat beliau dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan tenang.

           Sidang ini akhirnya ditutup dengan pengumuman hasil tesis beliau dan pemberian nilai yang disampaikan oleh Dr. Hana Muhammad Abu Tholib selaku pembimbing kedua beliau, bahwa nilai yang diberikan ialah "MUMTAZ" (Cumlaude).


           Baarakallahu Laki Ustadzah  Maramita Elfani, Lc., MA.
Semoga ini semua menjadi motivasi bagi kita semua, mengingat karena seorang wanita S2 jarang didapatkan zaman sekarang.


Selamat berkiprah sebagai seorang pendakwah wanita di Bumi Pertiwi, tanah air tercinta, Indonesia.

Oleh : Nayirah Bahruni Inas.

Comments

Popular posts from this blog

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Ma

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) dan pengetahuan yang besifat tashdiqi (definit

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent