Langsung ke konten utama

Hari Ibu Nasional Mesir, Begini Nasihat Prof. Muhammad Al-Anwar!

Prof. Dr. Muhammad Al-Anwar Dosen Mata Kuliah Tauhid
Ketika menguraikan pembahasan hari kiamat dan tanda-tandanya, mulai dari lima tanda besar[1]  dan tanda-tanda kecilnya, Prof. Dr. Muhammad Al-Anwar menyebutkan dalil salah satu tanda kiamat shugra yang terdapat pada ujung Hadits Jibril:

أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا

"(Salah satu tanda kiamat), ketika tiba saat di mana banyak budak perempuan melahirkan nyonyahnya."

Guru besar Aqidah & Falsafah sepuh yang dahulu seangkatan dengan Grand Syekh Ahmad al-Thayyib itu menafsirkan kināyah dalam hadits tersebut: "Arti tanda yang disebutkan Nabi SAW ini, yaitu ketika banyak anak-anak perempuan setelah tumbuh besar memperlakukan ibu mereka seolah-olah seperti pembantunya." Tidak menghargai dan tidak memerhatikan sopan-santun kepada ibunya.

Dosen hebat yang selalu masuk kelas tanpa membawa buku dan semua syarah keluar dari hafalannya dengan penguasaan komprehensif pada materi ilmu aqidah & filsafat yang rumit itu; tiba-tiba menghadirkan suasana haru di dalam kelas.

"Wahai anak-anakku yang tercinta." Begitu seruan khasnya kepada para mahasiswa di kelas yang rata-rata wafidin. "Jangan pernah sia-siakan kesempatan berbakti kepada orang tua kalian. Terutama ibu, yang ditekankan perintah untuk berbakti kepadanya dengan tiga kali penegasan dalam sebuah hadits!"

Meskipun telah memasuki usia senja, Syaikh Muhammad al-Anwar selalu mengikuti informasi terkini yang sedang hangat dan mengaitkan dengan penjelasannya pada materi pelajaran. Pada hari ini ia mengingatkan Perayaan Hari Ibu Nasional Mesir yang jatuh pada 21 Maret pada mahasiswanya.

"Apabila ibu dan bapak kalian masih ada, minimal yang kalian lakukan, ciumlah tangan dan kening mereka setiap kalian hendak keluar rumah!"

Bahkan beliau melanjutkan: "Jika bunga dijadikan sebagai simbol keindahan, maka hadiahkanlah mereka bunga selagi kalian belum bisa memberikan hal-hal yang besar."

"Apabila ibu dan bapak kalian telah tiada, berbuat baiklah sebanyak-banyaknya, berdoa dan membaca Alquran dengan meniatkan pahalanya untuk mereka."

"Saya sendiri, jujur, sampai sekarang dan usia saya sudah mencapai 80 tahun: tiada hari sebelum saya keluar rumah, melainkan saya menghadirkan foto almarhum ibunda dan ayahanda di hadapan saya, lalu saya membacakan Alquran. Satu surat saya niatkan untuk ibunda, satu surat lagi saya niatkan untuk ayahanda. Lalu saya cium satu-persatu foto mereka, seakan minta izin dan doa dari mereka semoga langkah saya diberkahi. Di setiap waktu luang, saya selalu menyempatkan berziarah ke makam mereka."

Sebuah pelajaran berharga hari ini bagi kami tingkat II Fakultas Ushuluddin Mesir. Mengingatkan, sesibuk apapun, walaupun itu adalah sibuk untuk belajar, luangkan waktu barang sejenak untuk berbicara kepada dua pahlawan hidup kita. Berikan mereka kata-kata semanis mungkin untuk menyemburatkan senyum di tengah tetes keringat lelah mereka mencari nafkah untuk kita! Selagi mereka ada, dan walaupun mereka telah tiada,

Selamat merayakan hari ibu bagi penduduk Mesir!
Semoga mulai hari ini, semakin berbakti kepada ibunda dan ayahanda demi menggapai Ridho-Nya.

@Muhammad Zainuddin




[1] Tanda kiamat kubro terdiri dari: yang terdiri dari: kemunculan Dajal, turun Nabi Isa a.s., keluar Ya'juj dan Ma'juj, keluarnya binatang raksasa dari dalam perut bumi dan terbitnya matahari dari Barat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Ma

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) dan pengetahuan yang besifat tashdiqi (definit

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent

10 Prinsip Dasar Ulumul Quran

A. Ta’rif/Definisi Ulumul Quran      Ulumul Quran merupakan kumpulan masalah dan pembahasan yang berkaitan dengan Alquran.  B. Maudhu’/Objek pembahasan Ulumul Quran        Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang fokus membahas masalah-masalah Alquran. Mulai dari pembahasan Nuzulul Quran, penugmpulan ayat-ayat Alquran, urutan ayat, bayanul wujuh (penjelasan tentang peristiwa yang mengiringi turunnya suatu ayat Alquran), Asbabun Nuzul, penjelasan sesuatu yan asing dalam Alquran, dan Daf’us syubuhat (menjawab keraguan yang mempengaruhi  keeksistensian Alquran), Dsb. C.  Tsamroh/Manfaat mempelajari Ulumul Quran Dalam kitab Ta’limul Muta’allim syekh Az-zarnuji mengungkapkan; bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil tersendiri. Adapun hasil dari mempelajari Ulumul Quran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peristiwa yang mempengaruhi Al quran dari masa baginda nabi Muhammad SAW. hingga sekarang.  2. Megetahui keraguan-keraguan yang datang dari beberapa arah, ser

10 Prisnsip Dasar Ilmu Nahwu

A.      Takrif: Definisi ilmu Nahwu Dalam pembahasan ini, definisi ilmu Nahwu bisa diketahui dari dua hal: 1.       Secara Etimologi (Bahasa). Lafaz An-nahwu setidaknya memiliki 14 padanan kata. Tapi hanya ada 6 makna yang masyhur di kalangan para pelajar; yakni Al-qoshdu (niat), Al-mitslu (contoh), Al-jihatu (arah tujuan perjalanan), Al-miqdaru (nilai suatu timbangan), Al-qismu (pembagian suatu jumlah bilangan), Al-ba’dhu (sebagaian dari jumlah keseluruhan). النحو Terjemahan Padanan kata Niat النية Contoh المثل Arah الجهة Nilai, Kadar المقدار Bagian القسم Sebagian البعض 2.       Secara Terminologi (istilah). Dalam hal ini Ilmu Nahwu memiliki 3 pengertian:  a) Ilmu Nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang terletak di akhir suatu kalimat, baik kalimat itu berstatus mu’rob maupun mabni, dan ini adalah