Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

SPA & LPJ 2022: Bertepatan dengan Hari Asyura, serta Calon Tunggal vs Kotak Kosong

Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) Universitas Al-Azhar Kairo menyelenggarakan agenda tahunan berupa Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) setelah tamatnya kepengurusan Dewan Pengurus (DP) SEMA-FU Kabinet Rabithah 2021/2022 pada Senin (08/08) bertempat di Aula Wisma Nusantara, Rabea El-Adawea, Madinat Nasr, Cairo. Agenda ini meliputi amandemen AD/ART, LPJ, pemilihan Ketua serta pemilihan BPO masa bakti 2022/2023. Pada pukul 12.50 CLT, acara dimulai dan dipandu oleh Muhammad Sholah El Madany Fath selaku Master of Ceremony (MC), lalu disusul oleh pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Daud Abdurrahman Bassami. Sesudah itu, para hadirin berdiri untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars PPMI yang dipimpin oleh Hanifa Minhajil Hayah. Kemudian, Ahmad Hadi Naufal selaku Ketua SPA & LPJ memberikan sambutan pertama. Dalam sambutannya, Naufal berpesan, “Saya harap untuk Ketua SEMA-FU kedepannya untuk bisa menjalankan amanah dengan baik da

Wujud Kedewasaan Intelektual Masisir Ideal

Apa itu ideal? Seperti apa sosok yang ideal? Apa kriteria seorang yang ideal? Pertanyaan di atas pasti telah banyak menjangkiti pikiran para Masisir – julukan untuk mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang ada di Mesir -. Jika berkeliling ke Yunani Kuno, ada ajaran Filsafat Plato tentang Dunia Ide. Dunia Idenya Plato itu abstrak dan utopis. Seperti itulah perspektif saya terhadap kata ‘ideal’, yaitu abstrak, juga utopis. Karena ideal itu kontradiktif dengan perspektif, yang di mana perspektif itu relatif. Karenanya, masisir memaknai kata ‘ideal’ itu berbeda-beda, sesuai dengan hasil pembacaan mereka terhadap realitas yang ada. Hal ini – perbedaan interpretasi makna ideal menurut masisir – diperkuat dengan teorinya Profesor Hamdi Zaqzuq dalam bukunya ‘Filsafat Moral’, yang berkata bahwa pikiran manusia takkan pernah terlepas dari pengaruh dua hal ; yaitu faktor genetik biologis yang ia bawa sejak lahir dan faktor milieu yang ia tempati. Alih – alih kata ‘ideal’ itu identik dengan sifat ut

Mahasiswa Super

Semua pelajar yang telah menginjakkan kakinya di negeri kinanah tentunya mempunyai niat luhur yang sama, yaitu menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Didasari dengan niat yang tulus tersebutlah semua usaha dikerahkan. Belajar dan terus belajar. Dengan style dan kecenderungan yang bermacam-macam membuat keragaman corak kegiatan belajar yang beraneka ragam. Dari situlah banyak muncul perbedaan mengenai cara belajar yang paling efektif dan paling sempurna untuk mendapatkan ilmu yang berguna. Sebutlah diantara mereka ada yang gemar mengaji, talaqqi sana sini, dan berburu permata ilmu dari lisan para masyaikh yang luar biasa. Mereka bak tentara garda depan yang selalu sigap mengikat ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Ada juga fokus utamanya pada bangku perkuliahan. Mereka memang jarang terlihat di majelis-Majelis talaqqi. Namun mereka tak pernah absen mengikuti setiap muhadoroh di kuliah. Merekalah mahasiswa/i teladan dan menjadi permadona yang bersinar namanya di seantero kampus. Lalu kelompok

Role Model Masisir, Dipilih atau Dilahirkan?

Berbicara tentang “Role model” tentu istilah ini selalu identik dengan kata “teladan.” Ya, kata role model sendiri mungkin terlihat jarang digunakan secara langsung, karena pada pengaplikasiannya banyak istilah lain yang digunakan dengan makna sama seperti role model, tentunya dengan tidak keluar dari esensi makna “teladan.” Seperti agama Islam misalnya yang menjadikan Rasulullah Saw sebagai teladan bagi umatnya, tetapi menggunakan istilah lain dalam penyebutannyanya, yakni “Uswatun hasanah.” Di luar dari pembahasan terkait perdebatan tentang penting atau tidaknya sosok role model, saya ingin beralih kepada penggunaan kata role model secara khusus. Banyak kelompok atau beberapa orang yang sebenaranya memiliki role model bagi pribadi mereka masing-masing, baik yang mereka sadari atau tidak. Penggunaan ini pada dasarnya mereka gunakan saat merasa ada sosok yang memang memberi pembelajaran dan teladan penting bagi mereka, tentunya dalam hal ini sosok tersebut memang memiliki beberapa sisi

Karena Mahasiswa Untuk Indonesia

Jika idealisme adalah kemewahan yang hanya dimiliki oleh anak muda, maka akan diisi dengan apa status kita sebagai mahasiswa ? Tulisan ini dibuat untuk semua orang diluar sana yang sedang terpaku dengan tumpukan buku, bergelut dengan jurnal yang kalut, serta yang selalu mengambil posisi untuk sebuah aksi. Mahasiswa, yang selalu dituntut untuk mempunyai banyak keahlian sehingga dapat menyebarkan kebaikan. Seorang mahasiswa kerap kali dibeda – bedakan berdasarkan jurusan maupun universitas. Dia yang mengambil fakultas kedokteran dianggap tinggi dalam kasta pertemanannya, sedangkan yang mengambil pertanian seringkali dipertanyakan dimana ia akan bekerja di masa depan. Dia yang berkesempatan duduk di Perguruan Tinggi Negeri dijunjung tinggi – tinggi dan diagungkan setiap hari. Sesempit itu tolak ukur kesuksesan yang yang tercipta di tengah – tengah masyarakat. Kuliah bukan hanya soal kampus yang megah, jas almamater yang gagah dan jurusan yang tertera di ijazah, serta nilai A dan IPK sempu