Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label mahasiswa

Restorasi Masa Keemasan Masisir, Mungkinkah?

Universitas Al-Azhar Kairo, merupakan kampus agama tertua yang masih bersinar hingga saat ini. Kampus ini telah mencetak banyak tokoh-tokoh agama ternama mulai dari negara kampus itu sendiri, Mesir, hingga negara-negara lain, bahkan Indonesia. Dengan segudang prestasi yang diraih, sosok Prof. Quraish Shihab menjadi mainpower keberadaaan alumni Al-Azhar dari Indonesia. Beliau banyak diapresiasi dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama internasional seperti Syekh Ahmad Thayyib. Dikisahkan, imam besar dari Al-Azhar itu pernah meminta izin untuk menafsirkan suatu ayat kepada Prof. Quraish Shihab. Sorotan ini berimplikasi pada paradigma masyarakat tentang kualitas kampus Al-Azhar Mesir. Para orang tua kemudian berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya ke kampus yang sama dengan harapan mereka lulus menjadi orang yang sama seperti para alumni sebelumnya. Sayangnya, ekspetasi ini perlu diturunkan karena iklim lingkungan mahasiswa Indonesia di Mesir (masisir) sudah berbeda dari yang sebe

Penganugerahan 2024: Persembahan Terakhir Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Kabinet Safeena

Kairo - Pada Selasa (15/7) Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin kembali menyelenggarakan "Penganugerahan Ushuluddin 2024" secara sukses dengan slogan " we are all stars ini our diverse universe ". Acara ini menjadi ajang apresiasi bagi segenap Mahasiswa/i Ushuluddin yang berlokasi di Qoah Burj, Nadi Sikkah, Kairo. Acara ini menjadi penutup rentetan acara Sema FU selama satu periode dan sebagai persembahan dari kabinet Safeena yang akan menuntaskan masa jabatannya di akhir Bulan Juli ini. Penganugerahan ini juga menjadi acara yang sudah rutin dilakukan setiap tahunnya oleh Sema FU. Pada tahun ini, Sema FU berhasil membawa acara ini dengan baik dan mengesankan. Acara ini dihadiri oleh Bapak Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., P,hD., sebagai Atdikbud KBRI Kairo, Ahmad Luthfy Nasri sebagai Sekretaris Jenderal PPMI Mesir, serta beberapa perwakilan dari Kekeluargaan Nusantara, Afiliatif, dan Media Massa Masisir. Dibuka oleh MC yang dibawakan oleh Ferdinan Tio Andhistyan da

Alumni Al-Azhar; Sebuah Upaya Menyatukan Kelompok Islam Liberal dan Islam Radikal Di Indonesia

  Oleh: Syahril Ikhwan (Mahasiswa Al-Azhar Fakultas Ushuluddin)   Sampai saat kini, Masyarakat Indonesia khususnya kaum muslim masih saja sering berselisih dan bertengkar membela kelompok masing-masing yang merasa paling benar, sehingga hal demikian membuat masyarakat Islam di Indonesia sulit menemukan satu titik kesatuan. Asumsi terhadap permasalahan ini memang berdasarkan fakta dan realita yang terjadi di dalam tubuh masyarakat Islam di Indonesia saat ini. Betapa tidak? realitas historis dan sosiologis menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia  terdiri dari beragam paham, beragam praktik keagamaan bahkan cenderung tidak mengikuti salah satu mazhab. Keragaman ini semakin berwarna ketika Islam dibawa masuk  ke ranah kehidupan masyarakat yang lebih luas: politik, ekonomi, dan sosial budaya. [1] Dengan demikian wajar adanya asumsi demikian terhadap masyarakat Islam di Indonesia sejak dulu hingga sekarang ini. Oleh karena itu, dalam rangka melihat realitas masyarakat muslim di Indones

Strategi Dakwah Digital Mahasiswa Al Azhar Dalam Membawa Perubahan Masyarakat di Era Digital

Oleh: Rifqi Taqiyuddin (Mahasiswa Al-Azhar Fakultas Ushuluddin) Pendahuluan Sudah lazim dan jamak diketahui, mahasiswa sebagai kaum terpelajar selalu disebut sebagai agen perubahan. Dengan gagasan, ilmu, dan pengetahuan yang sudah didapatkan di jenjang perkuliahan, masyarakat sangat menaruh asa dan harapan kepada para mahasiswa agar mampu membawa perubahan. Terlebih bagi mahasiswa Timur Tengah yang mempelajari ilmu keislaman, masyarakat Indonesia cenderung berekspektasi lebih tinggi akan keberhasilan mereka dalam mengarahkan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam ke arah yang lebih cemerlang.  Penulis pun selaku bagian dari mahasiswa Timur Tengah, yang mana dalam hal ini adalah mahasiswa Universitas Al Azhar merasakan tekanan tersebut. Walaupun memang tidak ada data resmi dan pasti mengenai persepsi umum masyarakat mengenai harapan mereka kepada alumni Timur Tengah yang belajar Islam, penulis meyakini bahwa memang stigma serta persepsi utama yang berlaku di tengah masya