Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Raih Predikat Mumtaz, Mahasiswa Indonesia kembali Tuntaskan Tesisnya

Senin, 26 Februari 2018, tepat dari pukul 13.00 CLT. sampai dengan pukul 16.00 CLT. Di Auditorium Abdul Halim Mahmud Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Darrasah, Kairo. Universitas Al-Azhar kembali mencetak sarjana muda berdarah Indonesia. Sidang Terbuka Program Magister dari salah satu mahasiswa asal Jawa Timur Fakultas Ushuluddin, Ghulam Muhyidin Sutiadji, Lc., MA. Dengan judul Tesis: غاية الإحكام في أحاديث الأحكام، للإمام محب الدين الطبري المتوفى (694 ه)، من ذكر الزكام والخشام إلى آخر الفجل، تحقيق ودراسة. “Tahqiq dan kajian Kitab "GHAYATUL IHKAM FI AHADITSIL AHKAM", karya Imam Muhibbuddin At-Thabary (694 H), dari bab Az-Zukam wal Khusyam sampai bab Al-fujl.” Majelis sidang yang terdiri dari: 1. Prof. Dr. Alkhusyu'i Alkhusyu'i Muhammad Alkhusyu'i (Pembimbing Pertama) Guru Besar Hadits dan Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar Kairo. 2. Prof. Dr. Ihab Abdul Halim Muhammad Abu Umar (Pembimbing Kedua) Dosen Hadits dan Ilmu Hadits,

Feminin dan Kemurnian Cinta Pada-Nya

            Acap kali kajian keilmuan identik dengan karakter maskulin dari pada feminin. Dalam sejarah filsafat misalnya, kita hampir tidak dapat menemukan sosok filsuf besar dari kalangan kaum hawa, yang mampu memberikan andil penting dalam perkembangan filsafat. Mungkin, hal ini bukan karena tidak ada sosok perempuan yang berfilsafat, melainkan bentuk dari sikap dominasi kaum Adam dalam sejarah peradaban manusia, termasuk keilmuan. Skeptisisme dunia di masa lampau atas sisi kemanusiaan perempuan memunculkan pelbagai anggapan, apakah perempuan hanya memilki peran dalam rumah tangga saja ? Ataukah memiliki potensi lain untuk turut memberi andil besar dalam perkembangan sebuah peradaban ?             Pelbagai pernyataan kurang etis terus bermunculan, sehingga berakhir pada persepsi bahwa perempuan tak memiliki peran sama sekali dalam perkembangan intelektual umat manusia. Entitasnya dianggap tak memiliki hak untuk menikmati kehidupan dan turut andil dalam membangun peradaban. Demik

Siapakah Sinimmar yang disebut dalam Kitab Balaghah?

Apa sih bahasa Arabnya "Air susu dibalas dengan air tuba?" . Secara literlek mungkin anda bisa menerjemahkannya menjadi: "Mā'u al-laban majziyyun bi mā'i al-masmūm". Tweng-tweng… Sayangnya orang Arab pasti mengernyitkan dahi jika ta'bir macam ini anda perdengarkan pada mereka. Sebab, pribahasa umumnya berbeda dari satu daerah ke daerah lain berdasarkan kisah atau dongeng yang populer di daerah tersebut. Misalnya pengkonotasian Malin Kundang untuk seorang anak durhaka, tidak mungkin diterapkan juga pada kultur Arab. Dalam bahasa Arab, ungkapan yang terlahir dari sebuah legenda biasanya disebut Qishshatu al-Matsal . Ungkapan matsal pada umumnya tercipta dari kisah-kisah yang pernah nyata terjadi di tengah masyarakat Arab dan mengandung hikmah. Maka, apabila kejadian serupa kembali terjadi, diumpamakanlah dengan matsal yang sudah masyhur di telinga mereka. Contoh-contoh matsal ini banyak didapatkan dari buku-buku khusus. Misalnya matsal:

Weekly Profile ke-15 Syekh Muhammad Ibrahim Abdul Ba'ist al-Husaini al-Kattani

Weekly Profile ke-15 Syekh Muhammad Ibrahim Abdul Ba'ist al-Husaini al-Kattani ------------------------------------------------------- Ayahanda Sayyid Muhammad Al-Kattani merupakan Ulama besar di Alexandria. Nasabnya bersambung sampai Nabi SAW melalui jalur Imam Husein RA Sayyid Syabab Ahlil Jannnah. Ibunya wanita yang rajin ibadah, pendiam, giat membaca Al-Qur’an dan melantunkan shalawat, sering menangis karena takut kepada Allah, sangat setia kepada suami, ketaatannya bak seorang murid kepada guru, tidak pernah mengeraskan suara dan tidak pernah meminta macam-macam kepada suami. Dalam penantian kelahiran puteranya, wanita shalehah itu membeli kitab Shahih Bukhori untuk diwakafkan kepada para pelajar Hadis. Sedekah itu mengatas-namakan Muhammad, nama yang akan disematkan untuk puteranya. Sayyid Muhammad Al-Kattani lahir pada Hari Senin, 27 Rajab 1365 H/1 Juli 1946 M, di Alexandria. Tumbuh di bawah asuhan istimewa orang tuanya. Tidak senang bermain seperti anak-

Tepatkah Transliterasi Sekularisme menjadi al-'Ilmāniyah?

Salah satu mata kuliah baru bagi mahasiswa tingkat 2 di termin kedua ini adalah At-Tayy ā r ā t Al-Fikriyyah. Dengan mempelajarinya, diharapkan seorang al-Azhari mampu membendung berbagai arus pemikiran yang bertentangan dengan prinsip Islam yang murni.   Pengertian At-Tayy ā r ā t Kata at-Tayy ā rat merupakan jamak daripada kata At-Tayy ā r yang dapat didefinisikan: نظام وضعه صاحبه ليحل المشكلات الاجتماعية التي تعرضها الناس "Sebuah sistem yang dibuat oleh pemrakarsanya berisi seperangkat aturan untuk menawarkan solusi atas problematika sosial yang dihadapi masyarakat." Di antara arus pemikiran yang sempat berkembang pesat di Barat maupun di Timur adalah paham Sekularisme, yang dalam literatur bahasa Arab disebut dengan terma al-'Ilm ā niyyah oleh para agennya. Sebab Kemunculan Sekularisme Pada masa pertengahan (al-'Ushur al-Wusth ā ) , Eropa diyakini terlanda masa kegelapan. Pasalnya, otoritas gereja telah merampas kebebasan