Langsung ke konten utama

Postingan

Mengenal Ilmu Akhlak Secara Teoritis

Oleh: Nailul Wirdah     Setiap manusia diharuskan berakhlak, supaya bisa hidup tentram dengan sesama. Namun pada praktiknya, nilai-nilai manusia dikatakan berakhlak apa tidak tergantung masyarakat yang melingkupinya. Sehingga praktik kehidupan yang berakhlak di setiap masyarakat sangat nisbi. Kemungkinan yang terjadi adalah, disiplin ilmu akhlak kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat kita. Dalam tulisan ini, saya tidak akan menyinggung banyak Akhlak secara praktis, namun lebih ke Akhlak secara teoritis (Akhlak Falsafi) dan hubungannya dengan Akhlak yang ada dalam agama Islam.     Pembahasan akhlak secara teoritis ini, saya mulai dari pengetian, hubungan akhlak Falsafi ini dengan akhlak dalam agama Islam, sumber-sumber yang mewajibkan, dan pendapat-pendapat para sarjanawan yang menguraikan teori akhlak ini. Pengertian Akhlak     Akhlak merupakan sebuah sikap yang terdapat pada diri manusia, yang sekumpulan sikap ini bisa melahirkan berbagai bentuk perbuatan de

Mahasiswa Asal Lampung Sukses Raih Gelar Doktor di Universitas al-Azhar Kairo

     Universitas al-Azhar selalu memberikan kejutan kepada para insan yang haus akan cahaya ilmu. Tentu saja karena tekad al-Azhar, semenjak didirikannya sampai pada umurnya yang sekarang ini 1048 tahun, terus memberikan kontribusi kepada umat manusia dalam banyak hal. Baik yang berkaitan tentang keilmuan, pemberdayaan masyarakat, tetap aktif menyebarkan pemikiran yang moderat dan masih banyak lagi kontribusinya kepada dunia.      Jika melihat dari segi keilmuan, maka dunia sudah tahu dan mengakui posisi al-Azhar saat ini. Hingga tersebarnya sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “kalaulah kakbah itu kiblat ibadah sholat maka al-Azhar adalah kiblat bagi para penuntut ilmu”. Ungkapan tersebut menggambarkan kuatnya posisi al-Azhar dalam membina serta membimbing para penuntut ilmu dari seluruh belahan dunia. Al-Azhar dengan konsep jāmi'ah atau universitas terbagi menjadi beberapa fakultas yang mengarahkan para mahasiswanya untuk memilih spesialisasi dal

Surat Terbuka dari Arruhul Jadid untuk Kabinet Inspiratif

          Senat merupakan  lembaga otonom di bawah naungan PPMI, namun kami lebih menyukai untuk menyebut PPMI sebagai induk atau orangtua kami. Hampir satu tahun berkhidmah bersama demi memajukan warga PPMI ke arah yang lebih siap bersaing dalam dunia akdemisi, terkhusus bagi mereka warga Ushuluddin. Khidmah ini sangat tabu apabila tak ada bimbingan dan arahan yang intens dari mereka yang telah kami anggap sebagai orangtua kami. PPMI Mesir masa bakti 2018-2019 yang dinahkodai oleh Saudara Saeful Jihad, Lc sebagai presiden, Saudara M. Al-Chudlori, Lc sebagai wakil presiden dan Saudara Najid Akhtiar, Lc sebagai sekertaris jendral, resmi melepas jabatan mereka pada Jum’at, 28 Juni 2019. Hampir satu tahun kami membersamai mereka dalam khidmah. Hiruk pikuk dunia kemasisiran terkhusus dunia perkuliahan telah kami lewati bersama.     Bukan hanya sebagai partner biasa namun mereka bisa dikatakan tempat kami menyampaikan keluh dan menceritakan kesah. Dan perumpamaan PPMI s

Menutup Rangkaian Silaturahim, SEMA-FU Mengunjungi Kediaman Dr. Toha ad-Dasuki Hibisyi

     Kairo SEMA FU ---  Pada hari Senin (15/4), beberapa perwakilan dari Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) mengunjungi kediaman Syaikh Dr. Toha ad-Dasuki Hibisyi, tepatnya di daerah Dokki, Giza. Kegiatan silaturahim dilakukan warga Ushuluddin sebagai bentuk takzim kepada beliau. Di sela-sela perbincangan kami, Dr. Toha menjelaskan perihal titik perbedaan pengaruh dari pembelajaran Aqidah & Falsafat dan juga Tafsir.  “Saya mendapatkan anugerah ilmu dari pembelajaran Tafsir dan mendapatkan metode berpikir yang benar dalam pembelajaran Aqidah & Filsafat,” ujar Dr. Toha.       Beliau dikenal luas sebagai seorang pemikir Islam dengan banyak karangan kitab yang telah dipublikasikan secara luas, diantaranya adalah al-Islam wa Istimrar al-Muamarah, al-Shira’ baina al-Tsaqafah al-Islamiyyah wa al-Tsaqafat al-Ukhra dan al-Tayyarat wa al-Madzhab al-Mu’ashirah.. Tahlil wa Rudud dan lain sebagainya. Selain menjabat sebagai Ketua Jurusan Aqidah & Falsafat Fakultas Us

Dihadiri 200-an Peserta, Senat Ushuluddin Sukses Gelar ITTIBA Pertama

Narasumber dan Moderator dalam Acara ITTIBA Untuk mematangkan kesiapan calon mahasiswa baru Marhalah Tazkeya 2018 yang akan memulai perkuliahan tahun ajaran 2019-2020 di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar; Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin menginisiasi untuk pertama kalinya acara ITTIBA (Iltiqā al-Thullāb al-Judud Ma'a Ittihād al-Tholabah Bi Kulliyyati Ushūl al-Dīn) pada Sabtu, 6 April 2019 bertempat di Aula KM-NTB Mesir. Dengan mengusung yel-yel “Nattabi', Naltaqi, Nanjah!" , agenda ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia perkuliahan, mempererat tali kekeluargaan Ushuluddin dengan para mahasiswa baru, menstimulus parsitipasi pada program-program senat, serta mengkader dari mereka yang akan siap menerima estafet kepengurusan di periode mendatang. Rentetan acara ini berlangsung total selama lima jam dari pukul 11.00 dan berakhir pukul 16.30 sore dengan antusiasme dan semangat para peserta menikmati acara dari awal hingga akhir. Dalam kata sambutannya

Substansi Kitab Qaul Sadid dan Relevansinya di Zaman Now

                           Peran akal untuk menyingkap hal-hal yang berada di dalam lingkup agama memang sudah tidak bisa di nafikan lagi. Dr. Hamdi Zaqzuq dalam tulisannya di majalah Azhar dengan judul ad-dîn wal falsafah membahas permasalahan ini. Menurutnya, salah satu dalil yang menyuruh manusia menggunakan akal dalam memahami agama adalah, dengan merenungi ayat Quran seperti (wafî anfusikum afalâ taqilûn...). berpikir tentang apa yang ada di dalam diri, struktur, kebiasaan dan sebagainya. Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa sebuah upaya yang menafikan peran akal dinamakan sebuah kriminalitas.      Pandangan sederhana dari Dr. Hamdi ini, senada dengan Mahmud Abu Daqiqah dalam bukunya yang berjudul Qaul Sadid fî ilmi tauhîd yang terdiri dari dua jilid. Kitab ini membahas ajaran tauhid dan ringkasan ilmu Kalam, di beberapa argumennya beliau menggunakan dalil aqli sebelum menuju dalil naqli (Quran dan Hadits). Misalnya dalam membahas kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi,

Resmi Menyandang Gelar Magister di Universitas Tertua Kedua di Dunia

   Mahasiswa asal Lombok, Lalu Muhammad Taufiqurrahman, resmi menyandang gelar magister di Universitas al-Azhar dengan predikat mumtaz atau cum laude, setelah menyelesaikan sidang tesis di Auditorium Imam Bukhari gedung Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar  Kairo, Mesir, pada Rabu (27/2) lalu.          Pukul 10.30 clt, sidang tesis dibuka dan dipimpin langsung oleh dosen pembimbing utama, Prof. Dr. Muhammad Muhammad Muhammad Qasim didampingi pula Prof. Dr. Husain Muhammad Ibrahim sebagai dosen pembimbing kedua dalam penulisan tesis –dulu keduanya juga merupakan pembimbing tesis ustadz Faiz Husaini, MA.. Di awal, pemimpin sidang mengapresiasi kesungguhan dan perjuangan Lalu Taufiq dalam merampungkan dengan baik tesisnya, yang berjudul: حاشية الجمل على الجلالين المسماة الفتوحات الإلهية بتوضيح تفسير الجلالين للدقائق الخفية لأبي داود سليمان بن عمر بن منصور العجيلي الشافعي المعروف ب[الجمل] تحقيق ودراسة من أول سورة الصافات إلى آخر سورة الزمر. "Tahqiq dan Kajian Ana