Langsung ke konten utama

Postingan

Terima Ijazah Kitab Ibnu Taimiyah, SEMA-FU Tutup Kegiatan Termin II

Syekh Rif'at Fauzi foto bersama peserta ikhwan Kairo  [13/04/18], Jajaran Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) kembali sukses melaksanakan salah satu kegiatan unggulannya dalam masa khidmat 2017/18 M, yaitu Rihlah Ruhaniyyah. Kali ini senat berkunjung ke  Maktabah D ā r al-Qur' ā n wa al-Had ī ts , perpustakaan pribadi milik Prof. Dr. Rif’at Fauzi Abdul Muthallib di daerah Hayy Sabi’, Kairo. Acara yang dibuka untuk umum ini berhasil menarik antusiasme warga ushuluddin. Terhitung sekitar 40 warga turut meramaikan acara yang dibuka sekitar pukul 16:00 CLT. Bertindak selaku MC Rifki Ramdhani pada acara yang pelaksanaannya dimulai usai salat Ashar berjamaah. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Hasbullah dan disambung dengan prakata sambutan oleh Muhammad Zainuddin selaku perwakilan senat Ushuluddin. Dalam sambutannya, Zeyn berterimakasih kepada Syekh yang telah menyediakan waktu menyambut kedatangan penziarah hari itu, ia juga

Mengeruk Teladan Berkeluarga dari Sahabat

Kairo, 9 april 2018         Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Mesir kembali mengadakan kunjungan, kali ini terkait dengan kehadiran sang buah hati dari  saudara kita ustaz Andre Baharuddin  dan ustazah Nurbaiti Mafaza, yang bernama Aidan Muhammad Drefa, sekaligus menjalin dan mempererat silaturrahmi, yang menjadi salah satu program kerja divisi humas senat mahasiswa fakultas ushuluddin ( SEMA-FU ).        Dengan penuh kebahagiaan serta kegembiraan kami mengucapkan tahniah dengan kehadiran sang buah hati dan kami berdoa semoga Aidan kelak akan tumbuh menjadi anak yang sholeh yang menjadi qurrotul a'yun   -penyejuk hati- dalam keluarga. Amiin.           Ustaz Andre adalah salah seorang mahasiswa al-Azhar yang sedang menempuh study  S1 dari fakultas Dirosat Islamiyah wal Arabiyah. Beliau adalah sosok orang yang sangat bersahabat, mudah bersosialisasi dan humoris. selain itu beliau juga sering dikenal dikalangan masisir dengan pemain sepak bola yang handal .           

Klarifikasi Pemilintiran Berita tentang Syekh Al-Azhar

Klarifikasi penting! Media center Al-Azhar megumumkan atas apa yang telah diterbitkan oleh jurnal Al-Hayat di London, pada tanggal 9 April 2018. Melalui para korespondennya yang berada di Kairo, bahwa Grand Syekh Al-Azhar, Dr. Ahmad Thayyeb, dalam kunjungannya ke Katredal telah mengatakan kepada Paus: “Kami memiliki tugas yang luar biasa, khususnya dihari-hari besar seperti ini. Ideologi kebenaran absolut yang dimiliki oleh setiap agama hendaknya ditinggalkan. Sebagai seorang muslim, saya sudah seharusnya tidak brfikir bahwa saya memiliki kebenaran absolut, begitu juga dengan orang Kristen”. Ini adalah kekeliruan dari apa yang dikatakan oleh Grand Syekh dalam sambutannya kemarin di Katedral. Grand Syekh mengatakan “Ideologi ini sedang dipromosikan di Barat melalui tulisan para jurnalis, bahkan di beberapa Negara bagian Timur”. Lanjut beliau “Kita harus mengatasi ide-ide seperti ini, dan menyelamatkan anak didik kita dari bahaya ideologi ini karena dapat merusak akidah umat

Menyambut Ujian, Kegiatan Pelatihan Terjemah Ditutup Sementara

Jumat, 6/4/18. Untuk sementara waktu, Sema-FU menutup agenda Pelatihan Terjemah yang dimulai sejak  9/3/2018. Pelatihan ini terus berjalan dengan kontinu pada setiap hari Jumat, hingga akhirnya ditutup untuk persiapan ujian akhir semester.  Pada pertemuan kali ini, para peserta masih melanjutkan artikel sebelumnya yang berjudul "Membongkar Kerancuan Pemikiran Kaum Radikalis". Para peserta pun begitu antusias mengikuti jalannya pelatihan. Terbukti dengan hangatnya diskusi dan saut-menyaut ide yang begitu kental, hingga akhirnya waktu magrib tiba dan pelatihan terjemah pun ditutup. Selepas salat magrib, acara penutupan yang diagendakan berjalan dengan lancar. Penutupan  ini diisi dengan sambutan penutup dari pembimbing, Ust. Abdul Rouf, kesan dan pesan dari para peserta. Dalam sambutan penutupnya, Ust. Rouf berpesan untuk terus melatih kemampuan menerjemah, baik Arab-Indo maupun sebaliknya. Karena kemampuan menerjemah tidak bisa didapat secara instan, ia per

Pererat Silaturahmi, SEMA FU dan FDI Jalin Laga Persahabatan.

Nadi Gamaliyah, 06/04,2018. Alhamdulilah Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Senat Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyyah kembali menjalin silaturahmi, kali ini lewat laga persahabatan si kulit bundar.   Menimbang ujian yang sudah sangat dekat, maka silaturrahmi ini bisa dikatakan sebagai ajang refreshing dan ajang mempererat ukhuwah kita. Bagi kami ini merupakan hal yang sangat menyenangkan, maka ribuan terima kasih kami ucapkan kepada pihak SEMA-FDI yang telah mengajak kami dalam perhelatan ini. Kami juga minta maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kesalahan kata dan sikap selama pertandingan. Semoga suatu saat nanti kita bertemu lagi di event yang sama atau event-event lainnya. Salam Olahraga. Masalah menang kalahnya cukup diperkirakan aja kali ya..  😎 😅 # SemaFDI # SemaFU # ukhuwahislamiyah # futsalbareng # najahbareng

Membongkar Kerancuan Pemikiran Radikal (Bag. 2)

(Diterjemahkan oleh Tim Terjemah SEMA-FU, dari artikel Prof. Dr. Syauqi Ibrahim 'Allam di Majalah al-Azhar edisi Jumadal Akhirah 1439 H) Apalagi hal tersebut juga didukung oleh kenyataan bahwa perlakuan terhadap tawanan perang dalam konteks peperangan yang dilegalkan, disepakati, dan sesuai dengan ketentuan sistem peperangan di masing-masing zaman itu berbeda, bahkan ketentuan dalam masing-masing agama pun juga berbeda. Pada masa pra Islam, misalnya, para tawanan perang diperlakukan secara tidak manusiawi; mereka dianiaya, ditindas, juga dibunuh. Kalau pun perlakukan kepada mereka itu sedikit lembut—hukumannya diringankan, tetap saja mereka akan dijadikan budak. Di sisi lain, masyarakat modern, yang dikenal sebagai masyarakat pembela hak-hak demokrasi dan lebih maju dalam berpikir, nyatanya sama sekali juga tidak mengetahui undang-undang yang tepat dan adil dalam memperlakukan tawanan perang. Semua itu tentunya berbeda dengan undang-undang (syariat) Islam yang telah m

Ibrahim al-Hudhud, Mantan Rektor yang Tidak Ambisi Jabatan

WEEKLY PROFILE KE-21 PROF. DR. IBRAHIM SHALAH AL-HUDHUD ------------------------------- Pada Weekly Profile ke-14 lalu, SEMA-FU mengangkat profil tokoh legendaris al-Azhar, Prof. Dr. Muhammad Abu Musa , pakar sastra Arab terkemuka dan juru kunci pusaka-pusaka Imam Abdul Qahir Al-Jurjani yang diestafeti dari gurunya al-'Allamah al-Muhaqqiq Syekh Mahmud Muhammad Syakir , murid terbaik dari sastrawan kawakan Mesir Syekh Musthafa Shadiq al-Rafi'i . Dalam produktifitas berkarya, Abu Musa tak hanya menukil rumusan-rumusan ilmu yang sudah ada. Dari penelitiannya, ia banyak menawarkan pemikiran baru yang luput (novelty) dari pembicaraan ulama balaghah masa lampau yang dikumpulkan dalam kitabnya "al-Mask ū t 'Anhu". Walaupun kini telah memasuki usia senja, sang pendidik hebat itu telah sukses melakukan regenerasi penerus estafet. Banyak dari murid-muridnya yang kini telah menjadi raksasa ilmu bahasa Arab, antara lain Prof. Dr. Ibrahim Sholah al-Hudhud , mantan