Langsung ke konten utama

Postingan

Klarifikasi Pemilintiran Berita tentang Syekh Al-Azhar

Klarifikasi penting! Media center Al-Azhar megumumkan atas apa yang telah diterbitkan oleh jurnal Al-Hayat di London, pada tanggal 9 April 2018. Melalui para korespondennya yang berada di Kairo, bahwa Grand Syekh Al-Azhar, Dr. Ahmad Thayyeb, dalam kunjungannya ke Katredal telah mengatakan kepada Paus: “Kami memiliki tugas yang luar biasa, khususnya dihari-hari besar seperti ini. Ideologi kebenaran absolut yang dimiliki oleh setiap agama hendaknya ditinggalkan. Sebagai seorang muslim, saya sudah seharusnya tidak brfikir bahwa saya memiliki kebenaran absolut, begitu juga dengan orang Kristen”. Ini adalah kekeliruan dari apa yang dikatakan oleh Grand Syekh dalam sambutannya kemarin di Katedral. Grand Syekh mengatakan “Ideologi ini sedang dipromosikan di Barat melalui tulisan para jurnalis, bahkan di beberapa Negara bagian Timur”. Lanjut beliau “Kita harus mengatasi ide-ide seperti ini, dan menyelamatkan anak didik kita dari bahaya ideologi ini karena dapat merusak akidah umat

Menyambut Ujian, Kegiatan Pelatihan Terjemah Ditutup Sementara

Jumat, 6/4/18. Untuk sementara waktu, Sema-FU menutup agenda Pelatihan Terjemah yang dimulai sejak  9/3/2018. Pelatihan ini terus berjalan dengan kontinu pada setiap hari Jumat, hingga akhirnya ditutup untuk persiapan ujian akhir semester.  Pada pertemuan kali ini, para peserta masih melanjutkan artikel sebelumnya yang berjudul "Membongkar Kerancuan Pemikiran Kaum Radikalis". Para peserta pun begitu antusias mengikuti jalannya pelatihan. Terbukti dengan hangatnya diskusi dan saut-menyaut ide yang begitu kental, hingga akhirnya waktu magrib tiba dan pelatihan terjemah pun ditutup. Selepas salat magrib, acara penutupan yang diagendakan berjalan dengan lancar. Penutupan  ini diisi dengan sambutan penutup dari pembimbing, Ust. Abdul Rouf, kesan dan pesan dari para peserta. Dalam sambutan penutupnya, Ust. Rouf berpesan untuk terus melatih kemampuan menerjemah, baik Arab-Indo maupun sebaliknya. Karena kemampuan menerjemah tidak bisa didapat secara instan, ia per

Pererat Silaturahmi, SEMA FU dan FDI Jalin Laga Persahabatan.

Nadi Gamaliyah, 06/04,2018. Alhamdulilah Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Senat Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyyah kembali menjalin silaturahmi, kali ini lewat laga persahabatan si kulit bundar.   Menimbang ujian yang sudah sangat dekat, maka silaturrahmi ini bisa dikatakan sebagai ajang refreshing dan ajang mempererat ukhuwah kita. Bagi kami ini merupakan hal yang sangat menyenangkan, maka ribuan terima kasih kami ucapkan kepada pihak SEMA-FDI yang telah mengajak kami dalam perhelatan ini. Kami juga minta maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kesalahan kata dan sikap selama pertandingan. Semoga suatu saat nanti kita bertemu lagi di event yang sama atau event-event lainnya. Salam Olahraga. Masalah menang kalahnya cukup diperkirakan aja kali ya..  😎 😅 # SemaFDI # SemaFU # ukhuwahislamiyah # futsalbareng # najahbareng

Membongkar Kerancuan Pemikiran Radikal (Bag. 2)

(Diterjemahkan oleh Tim Terjemah SEMA-FU, dari artikel Prof. Dr. Syauqi Ibrahim 'Allam di Majalah al-Azhar edisi Jumadal Akhirah 1439 H) Apalagi hal tersebut juga didukung oleh kenyataan bahwa perlakuan terhadap tawanan perang dalam konteks peperangan yang dilegalkan, disepakati, dan sesuai dengan ketentuan sistem peperangan di masing-masing zaman itu berbeda, bahkan ketentuan dalam masing-masing agama pun juga berbeda. Pada masa pra Islam, misalnya, para tawanan perang diperlakukan secara tidak manusiawi; mereka dianiaya, ditindas, juga dibunuh. Kalau pun perlakukan kepada mereka itu sedikit lembut—hukumannya diringankan, tetap saja mereka akan dijadikan budak. Di sisi lain, masyarakat modern, yang dikenal sebagai masyarakat pembela hak-hak demokrasi dan lebih maju dalam berpikir, nyatanya sama sekali juga tidak mengetahui undang-undang yang tepat dan adil dalam memperlakukan tawanan perang. Semua itu tentunya berbeda dengan undang-undang (syariat) Islam yang telah m

Ibrahim al-Hudhud, Mantan Rektor yang Tidak Ambisi Jabatan

WEEKLY PROFILE KE-21 PROF. DR. IBRAHIM SHALAH AL-HUDHUD ------------------------------- Pada Weekly Profile ke-14 lalu, SEMA-FU mengangkat profil tokoh legendaris al-Azhar, Prof. Dr. Muhammad Abu Musa , pakar sastra Arab terkemuka dan juru kunci pusaka-pusaka Imam Abdul Qahir Al-Jurjani yang diestafeti dari gurunya al-'Allamah al-Muhaqqiq Syekh Mahmud Muhammad Syakir , murid terbaik dari sastrawan kawakan Mesir Syekh Musthafa Shadiq al-Rafi'i . Dalam produktifitas berkarya, Abu Musa tak hanya menukil rumusan-rumusan ilmu yang sudah ada. Dari penelitiannya, ia banyak menawarkan pemikiran baru yang luput (novelty) dari pembicaraan ulama balaghah masa lampau yang dikumpulkan dalam kitabnya "al-Mask ū t 'Anhu". Walaupun kini telah memasuki usia senja, sang pendidik hebat itu telah sukses melakukan regenerasi penerus estafet. Banyak dari murid-muridnya yang kini telah menjadi raksasa ilmu bahasa Arab, antara lain Prof. Dr. Ibrahim Sholah al-Hudhud , mantan

Menjalin Silaturahmi, Memperluas Relasi

                Kairo, Selasa (27/03/18). Program “Silaturahmi ke Kediaman Senior” kali ini memiliki nuansa berbeda. Pasalnya, kedatangan kami ke kediaman Ustaz Hamam Nasrullah, Lc beserta istri Ustazah Fiat Suryani, langsung disambut oleh kehadiran dua buah hati kembar mereka yang bernama Aisyah Jehan as-Shafa dan Aisyah Syehan al-Marwa. Dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan kami mengucapkan Tahniah dan doa semoga Shafa dan Marwa kelak tumbuh menjadi anak yang shalehah dan berbakti kepada orang tua. Âmîn .                   Kak Hammam –sapaan akrab dari kami adalah salah satu senior yang saat ini tengah menempuh S2 di Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir. Selain sebagai senior di kuliah, beliau juga merupakan DK (Dewan Konsultatif) Senat Mahasiswa Fakuktas Ushuluddin. Sehingga bagi kami, beliau sudah seperti kakak kandung yang sedang membimbing adik-adiknya dalam belajar dan berorganisasi.                 Sebagai DK yang sebelumnya pernah merasakan indahnya berkhidmah di se

Mengenal Dukturah Lawahez: Kolaborasi Sosok Ibu dan Dosen yang Penyayang

Weekly Profile ke-20 Dr. Lawahez Abd el-Salam 'Aly --------------------------------------------- Dr. Lawahez Abd el-Salam 'Aly Lahir di kota Suez pada tanggal 13 September 1959. Beliau mengenyam pendidikan menengah di sekolah negeri khusus putri di Suez, yang mana merupakan sekolah umum. Setelah lulus pada tahun 1978, beliau diterima sebagai mahasiswa di Universitas al-Azhar Fakultas Dirasat Islamiyah jurusan Ushuluddin. Telah menjadi kewajiban bagi lulusan sekolah umum saat itu jika ingin kuliah di al-Azhar untuk menjalani satu tahun pertama di Dirasah Ta'hil , agar mendapat ijazah mu'adalah dan pembekalan yang setara dengan Ma'had atau sekolah agama. Angkatan beliau merupakan generasi terakhir dirasah ta'hil diterapkan, karena setelahnya lulusan sekolah umum tidak lagi diterima di Fakultas Dirasat Islamiyah al-Azhar. Lima tahun kemudian beliau berhasil menjadi sarjana di bidang Akidah dan Filsafat pada tahun 1983 dengan predikat sangat baik. Ke