Langsung ke konten utama

Mempererat Hubungan Sosial Melalui Silaturahmi Nusantara




Kairo - Beberapa waktu yang lalu, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin melaksanakan kunjungan silaturahmi ke 15 kekeluargaan nusantara, yang meliputi : KMA, KMJ, KSMR, IKMAL, HMMSU, KMB, KPJ, KPMJB, KSW, GAMAJATIM, FOSGAMA, KKS, KMKM, KMNTB, dan KEMASS. Kunjungan tersebut dihadiri oleh DPH (Dewan Pengurus Harian) dan juga beberapa perwakilan dari setiap divisi SEMA-FU. Acara Silaturahmi Nusantara yang merupakan progran kerja Divisi Humas ini dimulai pada Kamis, 9 September 2021 dan berakhir pada Sabtu, 18 September 2021.

 

Kunjungan ini dilaksanakan tak lain untuk memperkenalkan kabinet Rabithah, yang merupakan nama kabinet SEMA-FU periode 2021-2022, dan juga mempererat hubungan sosial SEMA-FU dengan seluruh kekeluargaan nusantara, serta mensosialisasikan beberapa program terencana SEMA-FU yang berkaitan langsung dengan pihak kekeluargaan.

 

Banyak sekali aspirasi dan saran yang disampaikan oleh pihak kekeluargaan untuk SEMA-FU dalam setiap kunjungannya. Berkaitan tentang pendidikan, Gubernur KSMR menyarankan agar kedepannya SEMA-FU lebih memperhatikan lagi sistem terkait bimbingan belajar,  sehingga nantinya para mahasiswa dapat menyeimbangkan antara murojaah dan bimbingan belajar dengan lebih efisien. 

 


Gubernur KKS juga menyampaikan narasi yang serupa terkait dengan pendidikan. ”Apabila sebuah kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan itu dilaksanakan secara bersama atau dalam artian “berkolaborasi” antar senat dan kekeluargaan, pasti hasilnya akan menjadi lebih optimal dan tidak memakan biaya yang besar” ujar Gubernur KKS.

 


 

Adapun hal-hal yang terkait dengan PSDM (pengembangan sumber daya manusia), Gubernur KPJ menyampaikan bahwa SEMA-FU sebagai salah satu organisasi yang ada di kalangan masisir harus selalu bekerja sama bersama pihak lainnya untuk menaikkan indeks kenajahan dan kualitas masisir itu  sendiri. Karena seiring berjalannya waktu, jumlah masisir yang semakin banyak dan tidak dapat terkontrol pada akhirnya dapat menghambat kegiatan belajar serta pengembangan soft skill para masisir. 

 

Gubernur KMKM juga menyarankan agar SEMA-FU nantinya dapat menyebarluaskan quick guide Rancangan Umum Kaderisasi (RUK) kepada seluruh masisir, dan juga menyebarkan hasil dari Ushuluddin Soft Skill Award (USSA) agar dapat dijadikan modul bagi seluruh kalangan masisir.

 

Sementara itu, berkaitan dengan Divisi Wakaf dan Pendanaan (DWP) yang merupakan divisi baru di tubuh SEMA-FU, Gubernur KPMJB memberikan himbauan kepada SEMA-FU agar nantinya senat jangan sampai hanya terpaku terhadap permasalahan pendanaan, namun juga harus tetap konsisten pada tujuan utama senat, yaitu meningkatkan kualitas masisir dalam bidang akademik.

 

Pihak KMJ juga memberikan sarannya terkait DWP. “Ada baiknya DWP dapat mencari donatur tetap untuk SEMA-FU, guna mengisi keuangan senat dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan nominal dan waktu yang sudah disepakati oleh donatur tersebut” ujar Gubernur KMJ.

 

Tak hanya saran dan aspirasi terkait program kerja, para pihak kekeluargaan juga menitipkan beberapa pesan berharga untuk SEMA-FU kedepannya. “Teruslah berusaha bekerjasama dengan baik bersama kekeluargaan nusantara. Semakin maju, berkah, dan sukses dalam menjalankan amanah dan tugas” pesan Gubernur KMA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Ma

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) dan pengetahuan yang besifat tashdiqi (definit

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent

10 Prinsip Dasar Ulumul Quran

A. Ta’rif/Definisi Ulumul Quran      Ulumul Quran merupakan kumpulan masalah dan pembahasan yang berkaitan dengan Alquran.  B. Maudhu’/Objek pembahasan Ulumul Quran        Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang fokus membahas masalah-masalah Alquran. Mulai dari pembahasan Nuzulul Quran, penugmpulan ayat-ayat Alquran, urutan ayat, bayanul wujuh (penjelasan tentang peristiwa yang mengiringi turunnya suatu ayat Alquran), Asbabun Nuzul, penjelasan sesuatu yan asing dalam Alquran, dan Daf’us syubuhat (menjawab keraguan yang mempengaruhi  keeksistensian Alquran), Dsb. C.  Tsamroh/Manfaat mempelajari Ulumul Quran Dalam kitab Ta’limul Muta’allim syekh Az-zarnuji mengungkapkan; bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil tersendiri. Adapun hasil dari mempelajari Ulumul Quran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peristiwa yang mempengaruhi Al quran dari masa baginda nabi Muhammad SAW. hingga sekarang.  2. Megetahui keraguan-keraguan yang datang dari beberapa arah, ser

10 Prisnsip Dasar Ilmu Nahwu

A.      Takrif: Definisi ilmu Nahwu Dalam pembahasan ini, definisi ilmu Nahwu bisa diketahui dari dua hal: 1.       Secara Etimologi (Bahasa). Lafaz An-nahwu setidaknya memiliki 14 padanan kata. Tapi hanya ada 6 makna yang masyhur di kalangan para pelajar; yakni Al-qoshdu (niat), Al-mitslu (contoh), Al-jihatu (arah tujuan perjalanan), Al-miqdaru (nilai suatu timbangan), Al-qismu (pembagian suatu jumlah bilangan), Al-ba’dhu (sebagaian dari jumlah keseluruhan). النحو Terjemahan Padanan kata Niat النية Contoh المثل Arah الجهة Nilai, Kadar المقدار Bagian القسم Sebagian البعض 2.       Secara Terminologi (istilah). Dalam hal ini Ilmu Nahwu memiliki 3 pengertian:  a) Ilmu Nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang terletak di akhir suatu kalimat, baik kalimat itu berstatus mu’rob maupun mabni, dan ini adalah