Langsung ke konten utama

Pesan untuk Mahasiswa, Ustaz Faiz: Miliki Target!


 Kairo, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin – Minggu (17/03) Departemen Hubungan Masyarakat SEMA-FU, mengadakan kunjungan silaturahmi ke kediaman keluarga Ustaz Faiz Husaini, Lc. MA. peraih predikat cumlaude pasca-sidang magister di Universitas al-Azhar Kairo pada (23/12) tahun lalu, yang bertempat tinggal di District 10th, Nasr City, Kairo.
   Meskipun setiap orang mempunyai agenda yang cukup padat, keluarga SEMA-FU selalu bersemangat untuk melaksanakan agenda silaturahmi di setiap bulannya. Pukul 17.00 clt kami mulai melangkahkan kaki ke kediaman Ustaz Faiz, kami disambut hangat dan ramah oleh keluarga beliau. Hidangan kolak pisang disajikan untuk kami, seketika membuat rasa rindu akan tanah kelahiran hadir menyelimuti kami kala itu.
     Berbicara tentang ustaz yang satu ini, pastinya sudah tak asing lagi di kalangan Masisir, khususnya bagi kekeluargaan Kelompok Studi Walisongo (KSW). Dengan  pembawaan yang santai dan tenang, beliau menceritakan pengalaman beliau dalam menuliskan tesisnya hingga kami pun terbawa dengan suasana tersebut. Satu demi satu beliau paparkan trik dan tips dalam penulisan tesis. Menulis tesis tidak semudah yang orang lain pikirkan, terlebih lagi di Mesir ini; tidak boleh satu pun judul tesis sama dengan judul yang pernah ditulis di universitas lain, baik di dalam Mesir maupun di lintas benua. Dalam menggarap tesis ini beliau menggunakan metode mega-proyek tematik atau masyrū’ mauḍu‛I, yang mana beberapa tahun belakangan ini Universitas al-Azhar lebih sering menggunakannya; karena ingin memfokuskan kajian kitab yang berkesinambungan hingga akhir dan dengan cara tersebut mengajarkan kita untuk saling kerjasama, menjaga kesatuan hati dan kesabaran.
     Tidak satu pun yang terucap dari lisan beliau kecuali ilmu, Ustaz Faiz pun berujar,
“Kita harus punya gambaran untuk masa depan kita dalam dunia pendidikan, target jangka pendek dan target jangka panjang harus kita miliki. Akan sangat berbeda orang yang memiliki target jangka panjang kemudian disiapkan jauh-jauh hari, dengan orang yang tidak memiliki target, hidupnya mengalir saja. Ibarat kita menabung, semakin lama semakin banyak tabungan yang kita miliki sehingga kita lebih siap dan memiliki bekal untuk masa depan.”
     Beliau juga menambahkan dua rukun yang harus dimiliki seorang Azhary : ikhlas dan sabar dalam menuntut ilmu. Perjuangan kita dalam belajar sekarang, tidak sebanding dengan perjuangan para ulama zaman dahulu.
 “walaupun demikian dua rukun tersebut harus kalian miliki,” pesan Ustaz Faiz kepada kami.
    Ustaz Faiz juga mengakui, dengan adanya  progam-progam senat menjadikan perkuliahan terasa lebih hidup, berbeda dengan dulu ketika belum ada senat. Jika hanya PPMI, dirasa kurang dapat menjangkau, karena sudah banyaknya progam yang mereka miliki. Sekarang, info-info perkuliahan juga mudah didapatkan melalui senat.
 “Alhamdulillah, SEMA-FU termasuk terupdate dalam memberikan info perkuliahan ke teman-teman,” ujar beliau. Dan beliau berharap agar hal-hal baik seperti bisa terus berlanjut kedepannya, bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
     Terakhir, kami ucapakan terima kasih jazākumullahu khairal jazā’ kepada Ustaz Faiz dan Ustazah Mita atas sambutan hangat, ilmu serta pengalaman yang sangat membantu kami kedepannya. Semoga ikatan silaturahmi ini terus terjalin dengan baik.

Red: Rizqi Uswatun Fatimah


        
       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Ma

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) dan pengetahuan yang besifat tashdiqi (definit

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent

10 Prinsip Dasar Ulumul Quran

A. Ta’rif/Definisi Ulumul Quran      Ulumul Quran merupakan kumpulan masalah dan pembahasan yang berkaitan dengan Alquran.  B. Maudhu’/Objek pembahasan Ulumul Quran        Ulumul Quran adalah satu disiplin ilmu yang fokus membahas masalah-masalah Alquran. Mulai dari pembahasan Nuzulul Quran, penugmpulan ayat-ayat Alquran, urutan ayat, bayanul wujuh (penjelasan tentang peristiwa yang mengiringi turunnya suatu ayat Alquran), Asbabun Nuzul, penjelasan sesuatu yan asing dalam Alquran, dan Daf’us syubuhat (menjawab keraguan yang mempengaruhi  keeksistensian Alquran), Dsb. C.  Tsamroh/Manfaat mempelajari Ulumul Quran Dalam kitab Ta’limul Muta’allim syekh Az-zarnuji mengungkapkan; bahwa setiap usaha pasti membuahkan hasil tersendiri. Adapun hasil dari mempelajari Ulumul Quran adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui peristiwa yang mempengaruhi Al quran dari masa baginda nabi Muhammad SAW. hingga sekarang.  2. Megetahui keraguan-keraguan yang datang dari beberapa arah, ser

10 Prisnsip Dasar Ilmu Nahwu

A.      Takrif: Definisi ilmu Nahwu Dalam pembahasan ini, definisi ilmu Nahwu bisa diketahui dari dua hal: 1.       Secara Etimologi (Bahasa). Lafaz An-nahwu setidaknya memiliki 14 padanan kata. Tapi hanya ada 6 makna yang masyhur di kalangan para pelajar; yakni Al-qoshdu (niat), Al-mitslu (contoh), Al-jihatu (arah tujuan perjalanan), Al-miqdaru (nilai suatu timbangan), Al-qismu (pembagian suatu jumlah bilangan), Al-ba’dhu (sebagaian dari jumlah keseluruhan). النحو Terjemahan Padanan kata Niat النية Contoh المثل Arah الجهة Nilai, Kadar المقدار Bagian القسم Sebagian البعض 2.       Secara Terminologi (istilah). Dalam hal ini Ilmu Nahwu memiliki 3 pengertian:  a) Ilmu Nahwu adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui kondisi yang terletak di akhir suatu kalimat, baik kalimat itu berstatus mu’rob maupun mabni, dan ini adalah