Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA FU) sukses menyelenggarakan acara Bincang Muqarrar pada Kamis (27/08) di hadiqah dauliyah, Hay Sabi dengan harapan acara dapat terselenggara dengan santai dan tidak membosankan. Acara ini dihadiri lebih dari lima puluh peserta yang terdiri dari Mahasiswa dan Mahasiswii baru fakultas Ushuluddin.
Sebagai pembuka, Rifky Ramdhani, selaku ketua senat memberikan sambutan dan berhasil membakar semangat para peserta dengan jargon ‘Arruhul Jadid, maju bersama! najah bersama!’
Kemudian dilanjutkan sambutan yang kedua dari divisi keilmuan, Saudara Rofi Dwicita Mahardhika. Di dalam sambutannya beliau memperkenalkan salah satu program kerja divisi keilmuan, yaitu MABAR atau murajaah bareng.
Acara ini berlangsung selama empat jam dan ditemani oleh pemateri-pemateri handal, mereka adalah peraih nilai ujian dengan predikat mumtaz. Demi terselenggaranya acara yang kondusif, panitia membagi peserta menjadi tiga kelompok, yaitu satu kelompok banin yang dipandu oleh divisi keilmuan kemudian dua kelompok banat, dipandu oleh Saudari Hamidatul Hasanah untuk kelompok satu dan Saudari Choirotin Nur Lathifah untuk kelompok dua.
“Dari terselenggaranya acara ini, diharapkan teman-teman bisa lebih siap menjalani kuliah di al-Azhar, sehingga semua yang diharapkan bisa tercapai,” ujar penyelenggara acara.
Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1. Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a. Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan pada suatu apapun. Ma
Komentar