Pengaruh Sistematika Struktur Alqur’an di Tafsir Abi Suud al-Imadi (982 H) dari Awal Surah Al-Maidah hingga Akhir Surah Al-An’am
Oleh: DR. Muhammad Widus Sempo
Sebagai Abstraksi untuk Bedah Disertasi yang akan dilaksanakan di Baruga KKS pada hari Senin, 22 April 2013 Pukul 15.00 CLT.
"Pengaruh Sistematika Struktur Alqur’an di Tafsir Abi Suud al-Imadi (982 H) dari Awal Surah Al-Maidah hingga Akhir Surah Al-An’am"
Disertasi ini mengupas sejauh mana pengaruh Sistematika Struktur Alqur’anterhadap Syekh Abi Suud dalam menyuguhkan penafsiran.
Seperti yang disepakati para pemerhati Alqur’an, Tafsir Abi Suud salah satutafsir yang sangat mengedepankan keindahan dan keshahihan makna tafsir Alqur’an yang lahir dari estetika dan sistematika struktur Alqur’an itu sendiri. Meskipun demikian, ia lebih banyak berangkat dari sistematika struktur Alqur’an dalam memberikan pemaknaan. Ini terlihat dengan jelas bagi siapa saja yang pernah menyentuh tafsir ini. Di sana ia tidak memberikan sebuah pemaknaann kecuali pemaknaan itulah yang paling tepat menurut ijtihadnya untuk mewakili makna- makna lain ayat tertentu.
Yang diketahui juga, sistematika struktur Alqur’an salah satu wajah kemukjizatan Alqur’an yang paling bersinar. Olehnya itu, tulisan-tulisan para ahli estetika dan tafsir lebih banyak menyoroti sisi tersebut. Yang demikian itu karena para ahli estetika kaum Arab tidak mampu menandingi ketinggian struktur sistematika Alqur’an. Mereka tidak dapat lagi menguasai diri untuk menyembunyikan kelemahan tersebut, sehingga bahasa-bahasa kelemahan mereka tercatat oleh sejarah sebagai kemenangan mutlak bahasa Alqur’an yang tidak tertandingi.
Mayoritas ulama mengakui kekuatan mukjizat sistematika struktur Alqur’an
tersebut, kecuali beberapa dari mereka yang menolak, seperti: Abu Izhaq an-NadzhamIbrahim bin Yasar, Hisyam al-Futy, Abbad bin Sulaiman yang lebih menitikberatkan kemukjizatan Alqur’an pada berita-berita gaib Alqur’an dan bukan pada sistematika struktur Alqur’an dengan alasan bahwa manusia mampu mencapai tingkat kemukjizatan sistematika tesebut, seandainya Allah tidak mengangkat dari mereka kemampuan tanding.
Di disertasi tersebut penulis memberikan bantahan terhadap mereka dengan beberpa jawaban seperti berikut:
1. Mereka menyalahi kesepakatan ahli ilmu-ilmu Alqur’an yang mengembalikan kemukjizatan Alqur’an ke zatnya sendiri.
2. pendapat ini kurang akurat karena mengerucutkan kemukjizatan
Alqur’an pada ayat-ayat gaib dan menjatuhkan dari ayat-ayat lain corak-corak kemukjizatan, seperti: kemukjizatan ayat-ayat hukum, ayat- ayat ilmiah yang mengisyaratkan hakikat-hakikat ilmu pengetahuan, ayat-ayat akhlak sosial, dan kemukjizatan sistematikanya yang memukau. Di samping itu, ayat-ayat gaib jumlahnya tidak terlalu banyak dilihat dari jumlah ayat-ayat lain Alqur’an.
3. seandainya kemukjizatan sistematika Alqur’an datang dari kelemahan
yang Allah ciptakan dalam diri mereka, kenapa Allah menantang mereka dengan begitu terangnya untuk mendatangkan qur’an serupa yang mendekati atau menyamai tingkat keindahan estetika dan sistematika strukturnya, seperti di Q.S Al-Baqarah [2]: 23? Tentunya, aneh dan mustahil jika Allah menantang mereka dengan tantangan seperti itu, kemudian mencabut dari mereka kekuatan tantangan yang dapat memberikan tandingan. Bukankah itu pekerjaan sia-sia yang Allah Maha Suci darinya?
Yang diketahui juga, teori (jika bisa dikatakan sebagai teori) sistematika struktur kalimat-kalimat Arab menemukan kematangannya di kemasan Syekh al-Jurjani yang dengan jeniusnya memberikan keyakinan bahwa keistimewaan-keistimewaan dan kefasihan yang dikoleksi sebuah struktur kalimat lebih ditentukan oleh sejauh mana ketepatan peletakan kata-kata kalimat itu sendiri yang saling terpadu memberikanpemaknaan tanpa menyalahi kaidah-kaidah bahasa yang ada, dan bukan pada suku kata.
Teori sistematika struktur seperti ini diamini kebenarannya oleh para ahli tafsir, seperti: Zamakhsyar, Baidawi, ar-Razi, dan Abi Suud. Namun, penafsir kita satu ini, Syekh Abi Suud, mampu menjadikan sistematika struktur Alqur’an sebagai batu pijak dan loncatan untuk mengomentari penafsiran Zamakhsyari, Baidawi, dan penafsir lain setiap kali mereka menyalahi ketinggian dan keagungan sistematika struktur Alqur’an. Olehnya itu, dengan taufiq Allah SWT tema ini menjadi judul disertasi kami yang berhasil dirampungkan di Universitas Al-Azhar.
Berikut ini draft tulisan tersebut:
- Muqaddimah
- Tamhid:
1. biografi singkat Syekh Abu Suud
2. pengenalan singkat tentang tafsir Syekh Abi Suud
- Bab 1: masalah-masalah sistematika struktur Alqur’an, terdiri dari dua pasal:
- Pasal pertama: definisi sistematika struktur Alqur’an dan penjabarannya menurut ahli estetika, terdiri dari dua pembahasan:
- pembahasan pertama: definisi sistematika strukturAlqur’an
- pembahasan kedua: penjabaran sistematika struktur Alqur’an dan sejarahnya
- Pasal kedua: tipe-tipe sistematika Alqur’an, terdiri dari 6 pembahasan:
- Pembahasan pertama: sistematika struktur huruf-huruf Alqur’an
- Pembahasan kedua: sistematika struktur kosa kata Alqur’an
- Pembahasan ketiga: sistematika struktur kalimat-kalimatAlqur’an
- Pembahasan keempat: sistematika struktur ayat-ayat Alqur’an
- Pembahasan kelima: sistematika surah-surah Alqur’an
- Pembahasan keenam: sistematika tema-tema Alqur’an
- Bab 2: pengaruh sistematika struktursurah Almaidah dan surah Alan’am di tafsir
Abi Suud, terdiri dari 2 pasal:
- Pasal pertama: pengaruh sistematika struktur surah Almaidah di tafsir Abi Suud, tediri dari pendahuluan tentang cakupan surah Almaidah dan keistimewaannya, dan 7pembahasan:
- Pembahasan pertama: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengomentari wacana-wacana distorsif (dakhil)
- Pembahasan kedua: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengembalikan perkataan yang dihikayatkan Alqur’an kepada pemiliknya
- Pembahasan ketiga: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam menanggapi ayat-ayat kontradiksisecara lahiriah
- Pembahasan keempat: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalammemaknai pengulangan dan kemiripan sebagian lafadzh-lafadzh Alqur’an
- Pembahasan kelima: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam menjelaskan ayat-ayat mujmal
- Pembahasan keenam: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengetahui makna ayat-ayat mubham
- Pembahasan ketujuh: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam merajihkan makna-makna penafsiran
- Pasal kedua: pengaruh sistematika struktur surah Alan’am di tafsir Abi Suud, tediri dari pendahuluan tentang cakupan surah Alan’am dan keistimewaannya, dan 7 pembahasan:
- Pembahasan pertama: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengomentari wacana-wacana distorsif (dakhil)
- Pembahasan kedua: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengembalikan perkataan yang dihikayatkan Alqur’an kepada pemiliknya
- Pembahasan ketiga: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam menanggapi ayat-ayat kontradiksi secara lahiriah
- Pembahasan keempat: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalammemaknai pengulangan dan kemiripan sebagian lafadzh-lafadzh Alqur’an
- Pembahasan kelima: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam menjelaskan ayat-ayat mujmal
- Pembahasan keenam: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam mengetahui makna ayat-ayat mubham
- Pembahasan ketujuh: pengaruh sistematika struktur Alqur’an dalam merajihkan makna-makna penafsiran
Penutup dan kesimpulan disertasi, serta pesan-pesan.
Komentar