Langsung ke konten utama

Postingan

Pelatihan Terjemah SEMA-FU, Hari Pertama Sukses!

Kairo-, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin bekerja-sama dengan PPMI Mesir atas dukungan KBRI Kairo sukses menjalankan pertemuan pertama Pelatihan Terjemah Intensif, Jumat 9 Maret 2018 bertempat di Aula KM-NTB Mesir. Sesi pengantar dirancang berlangsung selama dua hari berturut-turut, selanjutnya diikuti follow-up pertemuan rutin mingguan. Acara ini dihadiri 30 peserta sesuai batas kuota, mempertimbangkan efektifitas. Panitia acara mengundang Ustadz M. Abdul Rauf, Lc., Grad. Dipl, senior yang sudah kenyang pengalaman dalam dunia penerjemahan, yang kini menjadi praktisi terjemah dan editor pada Keira Publishing. Pada pertemuan pertama, Cak Rouf, sapaan akrab tutor mengapresiasi semangat panitia penyelenggara atas inisiasi kegiatan ini. Walaupun di satu sisi, mensinyalir potret intelektual pelajar masisir yang di ambang krisis terhadap kemampuan yang bisa ditekuni secara ototidak. "Tapi selagi di Kairo, mari kita lampiaskan semua kekurangan-kekurangan untuk kita reduksi,

Reinterpretasi Nilai Turats, Al-Azhar Gelar Muktamar Internasional

                             SEMA-FU. Pesatnya perkembangan dinamika sosial masyarakat modern, serta kemajuan sains dan teknologi—terutama di Barat, mengundang banyak respon dari para cendikiawan guna berinovasi dan mengejar ketertinggalan. Wacana at-tajdid (rekonstruksi) pun dipiih sebagai salah satu metode, guna mereaktualisasikan kembali kandungan ajaran Islam. At-Turats al-Islami pun tak ketinggalan menjadi salah satu lahan empuk guna menanam bibit-bibit rekonstruksi.                 Namun dalam perkembangannya, at-tajdid acapkali malah menimbulkan problematika baru. Karena banyak diemban oleh mereka yang notabennya belum memahami turats —bahkan sebagian merupakan kalangan orientalis— secara matang. Dari sini, Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar pun mengadakan Muktamar Internasional Perdana dengan tema "Pembacaan Turats Keislaman; antara Keontetikan Pemahaman dan Ambiguitas" yang telah diselenggarakan pada 8-9 Maret 2018, di auditorium Al-Azhar Conferet

Kemenangan dalam Ranah Wanita

Oleh : Cici Purwati ”If you educate a woman, you educate a family. If you educate a girl, you educate the future.” _Queen Rania of Jordan_ S ejarah mencatat bahwa perkembangan suatu negara sangat bergantung pada seberapa besar kontribusi wanita dalam negara tersebut. Faktanya, wanita memiliki andil yang begitu besar. Wanitalah yang menjadi madrasah pertama sekaligus aktor utama dalam membentuk suatu bangsa—bahkan negara, lewat pola pikir yang ia tanamkan pada generasi muda dalam keluarganya. Oleh karena itu, bagaimana suatu negara dapat maju apabila wanitanya—sebagai madrasah pertama—tidak memikirkan pendidikan keluarganya. Seperti halnya, mereka yang hanya fokus terhadap urusan yang bersifat sekunder. Tidakkah sadar bahwa wanita sudah dimuliakan sedemikian rupa dalam Islam maupun di mata dunia?! Tidak sedikit wanita yang masih berpikiran bahwa ia adalah makhluk lemah yang hanya berurusan dengan alat-alat rumah tangga, hanya berfungsi sebagai

Mengenal Srikandi Tafsir dan Tokoh Emansipasoris: Aisyah Bintu Syathi

Sumber: Wikipedia Aisyah bintu Muhammad Ali Abdurrahman yang akrab dengan panggilan Bintu Sy ā thi’ merupakan tokoh wanita pemikir, peneliti, dosen dan penulis berkebangsaan Mesir. Ia adalah wanita pertama yang menjadi dosen di Al-Azhar Asy-Syarif dan universitas lainnya. Di antara wanita pertama yang berprofesi sebagai jurnalis di Mesir, khususnya di Harian Al-Ahram. Wanita pertama di Arab yang dianugerahi penghargaan Raja Faisal di bidang sastra dan studi Islam. Padahal dia hidup di zaman hak wanita dikekang. Untuk masuk sekolah dasarpun dilarang, apalagi sampai meraih gelar doktor dan mengajar di perguruan tinggi. Kelahiran dan Keluarga Aisyah lahir tak jauh dari tepi Nil di perkampungan Dimyath, 6 November 1913 M. Putri mungil itu lahir di tengah keluarga alim Azhari, ayahnya Syaikh Muhammad bin Ali bin Abdurrahman adalah pengajar di Ma'had Al-Azhar Dimyath. Kakeknya dari ibu Syaikh Muhammad Ad-Damhuji adalah seorang Ulama besar Al-Azhar yang nasabnya bersambung