Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Keilmuan

Seminar Kepenulisan Risalah Ilmiah; Program Baru sebagai Edukasi Masisir tentang Sidang Terbuka

  Bagian Keilmuan Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (SEMA-FU) akhirnya usai merampungkan program akhir berupa Seminar Kepenulisan Risalah Ilmiah pada Kamis (06/07). Dengan Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., Ma., sebagai narasumber yang sudah dikenal oleh segelintir masisir, seminar ini disambut dengan antusias yang cukup tinggi. Itu dibuktikan dengan hadirin yang terdiri dari mahasiswa tingkat awal hingga akhir, bahkan juga mahasiswa diluar Fakultas Ushuluddin. Dalam acara seminar ini, Ust. Nuruddin menjelaskan bagaimana tahap-tahap penulisan risalah ilmiah dengan cukup detail, seperti bagaimana cara menulis judul, isi dan penutup. Selain itu, alumni Jurusan Akidah dan Filsafat ini juga memberikan tips-tips berupa cara memilih buku, mencari manuskrip dan berbagi tentang suka-dukanya selama menulis risalah ilmiah. Tak kalah semangat dari narasumber, para hadirin melontarkan beberapa pertanyaan, seperti bagaimana cara membaca referensi dengan benar dan bagian apa saja yang biasanya dir

Hadiri Nadwah Azhariyah dan Takrim Mutafawwiqin 2022, Syaikh Dr. Majdi Abdul Ghaffar: Mengingatkan Saya pada Daar al-Arqam zaman Rasulullah

Kairo-   “Bima’rifati ittijahil wajhah sataj’aluk musta’iddan litamsyi ala bahril ilm. Dengan mengetahui arah akan mengantarmu siap untuk berlayar mengarungi medan lautan ilmu.” Kata-kata tersebut merupakan tema yang diusung Nadwah Azhariyah dan Takrim Mutafawwiqin pada tahun ini yang diadakan di Aula Wisma KMNTB, Al-Manteqah Ath-Thamenah, Madinat Nasr, Kairo pada Kamis (6/10). Kedua kegiatan tersebut adalah program SEMA-FU yang bertujuan untuk membuka kegiatan aktif perkuliahan dan mengapresiasi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin yang berprestasi dalam akademik . Tepat pada pukul 09.30, acara dimulai dengan dipandu oleh Ridho Ali selaku Pembawa Acara. Acara pertama merupakan pembacaan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Masagus Farhan Al-Fattah dan diteruskan dengan sambutan dari Ketua SEMA-FU, Muhammad Fathan Roshish. Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa, mengapresiasi para mahasiswa yang berprestasi pada tahun sebelumnya bertujuan untuk menebar kan semangat belajar kepada

Siapakah Sinimmar yang disebut dalam Kitab Balaghah?

Apa sih bahasa Arabnya "Air susu dibalas dengan air tuba?" . Secara literlek mungkin anda bisa menerjemahkannya menjadi: "Mā'u al-laban majziyyun bi mā'i al-masmūm". Tweng-tweng… Sayangnya orang Arab pasti mengernyitkan dahi jika ta'bir macam ini anda perdengarkan pada mereka. Sebab, pribahasa umumnya berbeda dari satu daerah ke daerah lain berdasarkan kisah atau dongeng yang populer di daerah tersebut. Misalnya pengkonotasian Malin Kundang untuk seorang anak durhaka, tidak mungkin diterapkan juga pada kultur Arab. Dalam bahasa Arab, ungkapan yang terlahir dari sebuah legenda biasanya disebut Qishshatu al-Matsal . Ungkapan matsal pada umumnya tercipta dari kisah-kisah yang pernah nyata terjadi di tengah masyarakat Arab dan mengandung hikmah. Maka, apabila kejadian serupa kembali terjadi, diumpamakanlah dengan matsal yang sudah masyhur di telinga mereka. Contoh-contoh matsal ini banyak didapatkan dari buku-buku khusus. Misalnya matsal:

Tepatkah Transliterasi Sekularisme menjadi al-'Ilmāniyah?

Salah satu mata kuliah baru bagi mahasiswa tingkat 2 di termin kedua ini adalah At-Tayy ā r ā t Al-Fikriyyah. Dengan mempelajarinya, diharapkan seorang al-Azhari mampu membendung berbagai arus pemikiran yang bertentangan dengan prinsip Islam yang murni.   Pengertian At-Tayy ā r ā t Kata at-Tayy ā rat merupakan jamak daripada kata At-Tayy ā r yang dapat didefinisikan: نظام وضعه صاحبه ليحل المشكلات الاجتماعية التي تعرضها الناس "Sebuah sistem yang dibuat oleh pemrakarsanya berisi seperangkat aturan untuk menawarkan solusi atas problematika sosial yang dihadapi masyarakat." Di antara arus pemikiran yang sempat berkembang pesat di Barat maupun di Timur adalah paham Sekularisme, yang dalam literatur bahasa Arab disebut dengan terma al-'Ilm ā niyyah oleh para agennya. Sebab Kemunculan Sekularisme Pada masa pertengahan (al-'Ushur al-Wusth ā ) , Eropa diyakini terlanda masa kegelapan. Pasalnya, otoritas gereja telah merampas kebebasan