Langsung ke konten utama

Postingan

Weekly Profile ke-10 Weekly Profile ke-10 Prof. Dr. Muhahammad Abdul Fadhl Muhammad Abdul Aziz Al-Qushi

Weekly Profile ke-10 Prof. Dr. Muhahammad Abdul Fadhl Muhammad Abdul Aziz Al-Qushi ------------------------------------------------------- Ilmu kalam dewasa ini menjadi salah satu sasaran empuk para kaum ekstremis maupun liberalis. Hal ini terjadi karena kajian yang ada pada ilmu kalam menjadi titik sentral akidah agama Islam. Maka, ketika titik sentralnya mampu dikuasai hal yang lain pun akan mengikuti dengan sendirinya.  Dari sini rasanya sangat penting medalami ilmu kalam. Baik untuk menguatkan akidah yang ada atau pun meresistansi segala tuduhan-tuduhan yang terus dilontarkan baik dari sisi kanan maupun kiri. Weekly Profile kali ini mengenalkan salah seorang pemikir Islam yang getol melakukan resistansi terhadap serangan-serangan yang digencarkan. Beliau adalah Syeikh Muhammad Abdul Fadhil al-Qushi. Suaranya sering kita dengar, baik di media-media maupun di seminar-seminar. Fakultas Ushuluddin Al-Azhar sendiri pun sering mengundang beliau untuk mengisi kuliah um

Weekly Profile ke-9 Prof. Mahmud Hamdi Zaqzuq

Biografi Prof. Mahmud Hamdi Zaqzuq *   Burung-burung berkicau, pepohonan menari, dedaunan melambai. Begitulah suasana bahagia di tengah terik siang hari itu tanggal 27 Desember 1933 M di Kampung Dhahrea, Distrik Syarbin, Provinsi Daqahlea menyambut kelahiran bayi mungil bernama Mahmud Hamdi Zaqzuq. Tiada yang menyangka, bocah kecil itu akan terkenal namanya dari belahan Barat hingga Timur bumi. Pasalnya dia hanyalah anak yatim miskin. Ayahnya meninggal saat dia baru berusia tujuh tahun. Posisi pengasuh diambil alih oleh kakak kandungnya, Mutawalli Zaqzuq. Kejeniusan Mahmud mulai nampak sejak belia dengan menghafal Al-Qur’an dan menjuari lomba tingkat nasional. Mahmud mulai mengenyam pendidikan di Pesantren Al-Azhar Dimyath pada tahun ajaran 1946/1947 M. Selama menjadi siswa, ia sangat peka dan kritis dengan realita yang terjadi di sekitarnya, semua curahan hatinya tentang pengamatan permasalahan ia tumpah-ruahkan pada catatan harian. Kondisi negara kala itu memang ten